Terkena Skorsing, Laga Krusial Persikama Tanpa Penonton
Laman resmi Persikama di twitter mengkonfirmasi berita tersebut dimana pertandingan ini mengharuskan steril dari pendukung kedua belah pihak. Bahkan untuk laskar Syailendra hukuman yang sama juga didapat untuk laga berikutnya andai lolos penyisihan grup.
Salinan surat Komdis yang beredar di media online menjelaskan bahwa sanksi tegas Laskar Syailendra diberikan karena pada laga sebelumnya melawan Persekap sempat terjadi kericuhan yang hampir berakhir dengan perkelahian.
Secara spesifik surat tersebut menjelaskan bahwa ulah oknum suporter berupa pelemparan botol air kemasan ke arah pemain dan official, memasuki arena pertandingan serta penyalaan flare menjadi dasar penetapan sanksi. Aksi semacam ini melanggar Kode Disiplin PSSI pasal 70 ayat 1 dan 2.
Selain tanpa penonton, manajemen juga diwajibkan membayar denda Rp 5.000.000. Denda termasuk ringan jika dibandingkan potensi kerawanan yang bakal terjadi. Namun apapun peristiwa ini sangat disayangkan oleh pecinta sepakbola Magelang yang ingin mendampingi klub tercintanya bertanding hidup mati melawan laskar Bambu Runcing. Apalagi pertandingan ini dihelat di kandang sendiri.
Menanggapi surat Komdis ini, pihak manajemen kemudian mengajukan banding. Namun naas, banding tetap ditolak. Bahkan denda diperberat menjadi Rp 7.500.000 dengan pengurangan hukuman tanpa penonton menjadi satu kali laga.
Hukuman ini menjadi pukulan berat bagi tim yang butuh dukungan moral suporter untuk lolos fase grup. Karena hanya kemenangan melawan Persitema yang bisa memuluskan jalan Persikama ke final. Misal kalah atau seripun anak-anak Temanggung yang akan mendampingi Persab di babak selanjutnya.
Tak bisa dipungkiri meski sama-sama tanpa penonton, tetapi kondisi ini menguntungkan pihak Persitema. Karena selain mereka hanya butuh hasil seri, Persitema bisa bermain dengan enjoy bebas dari teriakan, tekanan dan teror suporter Magelang.
Hal semacam ini patut disadari oleh segenap komponen dan stakeholder Persikama agar sekecil apapun kericuhan atau perbuatan melawan hukum di arena sepakbola harus dicegah dan diminimalisir.
Kuncinya adalah kesadaran kolektif bagi para pendukung agar sikap dan cinta pada klub harus sejalan. Edukasi pada penonton juga wajib diendors secara massif berkaitan dengan aturan-aturan sepakbola utamanya yang berkenaan dengan kedisiplinan para suporter. Sehingga kejayaan Persikama tetap tergelorakan di kasta yang lebih tinggi. Semoga saja.
Post a Comment