FC Korsa: Jungkalkan Kalimeneng, Takluk dari Kaliurip
Terliput - FC Korsa harus menelan kekalahan dari Kaliurip FC dengan skor 0-2 pada turnamen Popda cabor sepakbola (22/1/2019). Kekalahan ini sekaligus menghentikan laju klub sepakbola SDN 1 Kemirilor ini dari jalur juara.
Padahal pada pertandingan perdana sehari sebelumnya FC Korsa mampu mengalahkan Kalimeneng FC dengan skor tipis 2-1 yang dicetak lewat kaki winger lincah Risang pada menit 7 dan 13.
Jalur kemenangan ini harus pupus prematur setelah Kaliurip membenamkan asa suporter fanatik Brilop (Brigade Lor Pasar) untuk mengulang prestasi tahun sebelumnya. Dimana tahun 2018 FC Korsa mampu menjadi runner up setelah tunduk dari Macan Gentan di final.
Rupanya untuk tahun 2019 ini kompetisi Popda bergerak sangat dinamis. Tak hanya FC Korsa, sang juara bertahanpun harus mengakui sengatan pendatang baru FC Paitan. Dua klub besar memang seperti Sutoragan FC dan PS Samping memang masih bertahan di babak knock out. Tapi klub besar lain sudah mulai berguguran.
Jalannya pertandingan
FC Korsa mengawali pertandingan dengan kepercayaan diri penuh. Melakukan tusukan-tusukan dari attacking winger duo R (Risang Rangga), tendangan keras dari "the sniper" Sheva serta striker haus gol Raffi kerap merepotkan gawang Kaliurip. Namun rapuhnya pertahanan "Srigala Ibukota" dapat dieksploitasi dengan mudah hingga terjadi gol perdana pemain nomor 8, Catur Edi Nugroho.
Beberapa menit kemudian bola kembali melesak di jala kiper muda Amin Saeprudin sehingga skorpun bertambah menjadi 2-0 untuk Kaliurip FC. Pemain-pemain pengganti dimasukkan seperti Fardan dan Novri tapi hingga akhir laga skor tidak berubah.
Dari catatan statistik sebenarnya kiper Amin Saeprudin merupakan penjaga gawang terbaik setidaknya dilihat dari banyaknya penyelamatan fantastis yang ia lakukan pada dua pertandingan sampai hari ini. Namun kurangnya koordinasi antar lini tidak banyak membantu benteng terakhirnya. Sekuat apapun kiper takkan mampu menghadang serangan yang bertubi-tubi.
Selain juga tentunya lawan cukup tangguh mengingat sejumlah punggawa inti bermain di SSB. Seperti pemain depannya yang fasih melakukan dribbling berkelas ala pemain profesional dan Irsyad Pradana sang jendral lapangan tengah.
Meski gagal di fase kedua, FC Korsa tetap antusias menyiapkan kader muda untuk Popda pada masa mendatang. Bibit-bibit baru sudah mulai tumbuh di bawah binaan langsung coach Mc Zein dan Bapak Sumadi. Patut ditunggu!
Padahal pada pertandingan perdana sehari sebelumnya FC Korsa mampu mengalahkan Kalimeneng FC dengan skor tipis 2-1 yang dicetak lewat kaki winger lincah Risang pada menit 7 dan 13.
Jalur kemenangan ini harus pupus prematur setelah Kaliurip membenamkan asa suporter fanatik Brilop (Brigade Lor Pasar) untuk mengulang prestasi tahun sebelumnya. Dimana tahun 2018 FC Korsa mampu menjadi runner up setelah tunduk dari Macan Gentan di final.
Rupanya untuk tahun 2019 ini kompetisi Popda bergerak sangat dinamis. Tak hanya FC Korsa, sang juara bertahanpun harus mengakui sengatan pendatang baru FC Paitan. Dua klub besar memang seperti Sutoragan FC dan PS Samping memang masih bertahan di babak knock out. Tapi klub besar lain sudah mulai berguguran.
Jalannya pertandingan
FC Korsa mengawali pertandingan dengan kepercayaan diri penuh. Melakukan tusukan-tusukan dari attacking winger duo R (Risang Rangga), tendangan keras dari "the sniper" Sheva serta striker haus gol Raffi kerap merepotkan gawang Kaliurip. Namun rapuhnya pertahanan "Srigala Ibukota" dapat dieksploitasi dengan mudah hingga terjadi gol perdana pemain nomor 8, Catur Edi Nugroho.
Beberapa menit kemudian bola kembali melesak di jala kiper muda Amin Saeprudin sehingga skorpun bertambah menjadi 2-0 untuk Kaliurip FC. Pemain-pemain pengganti dimasukkan seperti Fardan dan Novri tapi hingga akhir laga skor tidak berubah.
Dari catatan statistik sebenarnya kiper Amin Saeprudin merupakan penjaga gawang terbaik setidaknya dilihat dari banyaknya penyelamatan fantastis yang ia lakukan pada dua pertandingan sampai hari ini. Namun kurangnya koordinasi antar lini tidak banyak membantu benteng terakhirnya. Sekuat apapun kiper takkan mampu menghadang serangan yang bertubi-tubi.
Selain juga tentunya lawan cukup tangguh mengingat sejumlah punggawa inti bermain di SSB. Seperti pemain depannya yang fasih melakukan dribbling berkelas ala pemain profesional dan Irsyad Pradana sang jendral lapangan tengah.
Meski gagal di fase kedua, FC Korsa tetap antusias menyiapkan kader muda untuk Popda pada masa mendatang. Bibit-bibit baru sudah mulai tumbuh di bawah binaan langsung coach Mc Zein dan Bapak Sumadi. Patut ditunggu!
Post a Comment